Garis Besar Pelaksanaan Sistem Demokrasi Terpimpin Adalah
KOMPAS.com - Setelah Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5 Juli 1959, Indonesia lazim menghindari Demokrasi Liberal dan masuk ke era Demokrasi Terpimpin.
Segala apa itu Demokrasi Terpimpin? Dalam buku Islam dan Garis haluan: Teori Belah Awi, Perian Kerakyatan Rerpimpin, 1959-1965 (1996) karangan Ahmad Syafii Maarif, diungkap sejumlah definis Demokrasi Terpimpin.
Kerakyatan Terpimpin adalah demokrasi nan dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/badal sesuai dengan UUD 1945.
Sedangkan Soekarno menjelaskan Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan, sonder anarkinya liberalisme, tanpa otokrasinya diktator.
Baca pun: Kerakyatan Terpimpin (1957-1965): Ki kenangan dan Parasan Belakangnya
Yang dimaksud dengan demokrasi kekeluargaan adalah demokrasi nan mengasaskan sistem pemerintahan kepada ura-ura dan mufakat dengan pimpinan satu dominasi-sentral di tangan seorang sesepuh atau sesepuh.
Pasak negeri atau datuk ini enggak mendiktatori, sahaja memimpin dan mengayomi.
Menurut Soekarno, sistem semacam inilah yang sesuai dengan UUD 1945 dan menyinarkan kepribadian bangsa Indonesia.
Sementara dikutip dari Ki kenangan Indonesia Bertamadun (2005), MC Ricklefs menulis Soekarno berpretensi Kerakyatan Terpimpin bisa menetaskan berbagai kemelut yang terjadi.
"Ini yakni suatu sistem yang bukan tetap, nan dilahirkan semenjak krisis dan terus menerus berubah sepanjang masa nan paling kecil kacau dalam sejarah Indonesia sejak Revolusi," tulis Ricklefs.
Ricklefs pun menulis Kerakyatan Terpimpin didominasi oleh budi Soekarno walaupun pelaksanaannya dilakukan bersama pimpinan tentara bersenjata.
Baca juga: Karakteristik Politik Indonesia Waktu Demokrasi Terpimpin
Pada waktu itu, beberapa pengamat menganggap Soekarno sebagai tangan besi. Sebab Soekarno sangat keras dan memusuhi banyak pihak.
"Soekarno enggak punya satu pun penglihatan yang akhirnya boleh masin lidah oleh arahan lainnya adapun masa depan negara dan bangsanya. Janji dari Demokrasi Terpimpin merupakan haram," ujar Ricklefs.
Ciri-ciri Demokrasi Terpimpin
Miriam Budiardjo dalam Sumber akar-dasar Ilmu politik (2008), terserah beberapa ciri yang membebaskan Demokrasi Terpimpin dengan komplet demokrasi lainnya yang dijalankan Indonesia:
- Dominasi presiden melebat
- Pembatasan peran DPR dan partai politik
- Peningkatan peran ABRI sebagai maslahat sosial politik
Ciri-ciri itu menunjukkan gejala konsolidasi politik ke arah tadbir penindas. Ciri-ciri ini bisa dilihat dalam berbagai ragam kebijakan yang diambil Soekarno.
Baca juga: Demokrasi Indonesia Hari Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Soekarno membentuk rencana tinggi negara yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat Provisional (MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Kemudian ketegangan dengan DPR karena selisih pendapat tanya Susuk APBN, membentuk Soekarno menggertak DPR.
Soekarno menggantinya dengan dan menggantinya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) yang seluruh anggotanya sira tunjuk sendiri.
Angkatan Darat ditarik dalam rezim. Banyak perwira militer diberi jabatan di DPR/MPR, kepala daerah, dan jabatan lainnya.
Armada juga menjadi Penghasil Perang Tertinggi (Peperti) yang dipimpin Soekarno seorang.
Soekarno pun mengobarkan permusuhan dengan Malaysia karena enggak setuju Malaysia memerdekakan diri.
Buntutnya, Soekarno mengeluarkan Indonesia terbit Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Baca pun: Penyebab Kegagalan Demokrasi Parlementer
Dapatkan update berita seleksian dan breaking news setiap musim berpangkal Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://tepi langit.berpenyakitan/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Benang tembaga justru dulu di ponsel.
Garis Besar Pelaksanaan Sistem Demokrasi Terpimpin Adalah,
Source: https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/14/060000669/demokrasi-terpimpin-1957-1965-pengertian-dan-karakteristik?page=all
Posted by: stacyaporder1979.blogspot.com
0 Response to "Garis Besar Pelaksanaan Sistem Demokrasi Terpimpin Adalah"
Post a Comment